Terdapat kemuliaan yang tak terhingga bagi orang yang mati syahid. lihatlah bagaimana baginda Rasul Saw menginginkan mati syahid sampai tiga kali dalam hadist yang diriwayatkan imam Muslim ;
والذي نفس محمد بيده ، لودِدْتُ أن أغزوَ في سبيل الله ، فأُقْتَل ، ثم أغزو فأقتل ، ثم أغْزُو فأقتل
Demi dzat yang jiwa muhammad berada ditangannya, ingin aku berperang kemudian terbunuh, lalu berperang kemudian terbunuh lalu berperang kemudian terbunuh.
Rasul Saw juga bersabda ;
ما من عبد يموت له عند الله خير يسره أن يرجع إلى الدنيا وأن له الدنيا وما فيها إلا الشهيد لما يرى من فضل الشهادة فإنه يسره أن يرجع إلى الدنيا فيقتل مرة أخرى
Tidak ada seorang hamba yang mati, baginya terdapat kebaikan disisi Allah yang ingin kembali kedunia dan baginya dunia dan apa yang ada didalamnya kecuali Syahid, karena apa yang ia lihat berupa keutamaan syahadah. Sesungguhnya ia ingin kembali kedunia untuk dibunuh sekali lagi. (HR. Bukhari)
Hal ini seperti yang ditunjukkan dalam firman Allah pada surat Yasiin ketika meriwayatkan ucapan Habib An-Najjar ;
يَا لَيْتَ قَوْمِي يَعْلَمُونَ، بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ
“Alangkah baiknya sekiranya kamumku mengetahui, terhadap ampunan tuhan padaku, dan menjadikannya aku termasuk orang-orang yang dimuliakan.”
Allah berfirman ;
فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ
Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang dibunuh, pastilah akan Ku-hapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan pastilah Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, sebagai pahala di sisi Allah. Dan Allah pada sisi-Nya pahala yang baik. (Ali Imron 195)
Rasul Saw bersabda ;
يُغْفَرُ لِلشَّهِيدِ كُلُّ ذَنْبٍ إِلاَّ الدَّيْنَ
Diampuni bagi syahid semua dosa kecuali hutang (HR. Muslim)
Yakni semua dosanya siampuni kecuali yang berhubungan dengan huququl-‘ibad (hak-hak hamba Allah)
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يُحِبُّ أَنْ يَرْجِعَ إِلَى الدُّنْيَا وَأَنَّ لَهُ مَا عَلَى الأَرْضِ مِنْ شَىْءٍ غَيْرُ الشَّهِيدِ فَإِنَّهُ يَتَمَنَّى أَنْ يَرْجِعَ فَيُقْتَلَ عَشْرَ مَرَّاتٍ لِمَا يَرَى مِنَ الْكَرَامَةِ
Tidak ada seorang hamba yang masuk surga yang senang kembali kedunia dan baginya sesuatu yang remeh yang ada dibumi kecuali Syahid, karena sesungguhnya ia ingin kembali kedunia untuk dibunuh sepuluh kali lagi dikarenakan apa yang ia lihat berupa karamah. (HR. Muslim)
Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda ;
للشهيد عند الله ست خصال يغفر له في أول دفعة ويرى مقعده من الجنة ويجار من عذاب القبر ويأمن من الفزع الأكبر ويوضع على رأسه تاج الوقار الياقوتة منها خير من الدنيا وما فيها ويزوج اثنتين وسبعين زوجة من الحورالعين ويشفع في سبعين من أقاربه
Bagi syahid disisi Allah terdapat enam bagian, diampuni (dosanya) seketika, ia melihat tempat tinggalnya disurga, ia diselamatkan dari azdab kubur, ia aman dari hari kiamat, diletakkan diatas kepalanya mahkota Al-Waqar (keagungan) yang batu yaqut darinya lebih baik dari dunia seisinya, ia dinikahkan dengan tujuhpuluh dua bidadari dan diberikan izin memberi syafaat tujuh puluh kerabatnya. (HR. Tirmidzi)
Termasuk apa yang Allah muliakan dengannya para syuhada’ adalah dengan menempatkan arwah-arwah mereka disurga dimana mereka hidup dan diberi rizki. Artinya mereka telah masuk surga mendahului orang-orang mukmin lainnya walaupun cuma arwahnya saja.
Imam Muslim meriwayatkan ;
عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ سَأَلْنَا عَبْدَ اللَّهِ عَنْ هَذِهِ الآيَةِ (وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ) قَالَ أَمَا إِنَّا قَدْ سَأَلْنَا عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ « أَرْوَاحُهُمْ فِى جَوْفِ طَيْرٍ خُضْرٍ لَهَا قَنَادِيلُ مُعَلَّقَةٌ بِالْعَرْشِ تَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شَاءَتْ ثُمَّ تَأْوِى إِلَى تِلْكَ الْقَنَادِيلِ فَاطَّلَعَ إِلَيْهِمْ رَبُّهُمُ اطِّلاَعَةً فَقَالَ هَلْ تَشْتَهُونَ شَيْئًا قَالُوا أَىَّ شَىْءٍ نَشْتَهِى وَنَحْنُ نَسْرَحُ مِنَ الْجَنَّةِ حَيْثُ شِئْنَا فَفَعَلَ ذَلِكَ بِهِمْ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ فَلَمَّا رَأَوْا أَنَّهُمْ لَنْ يُتْرَكُوا مِنْ أَنْ يُسْأَلُوا قَالُوا يَا رَبِّ نُرِيدُ أَنْ تَرُدَّ أَرْوَاحَنَا فِى أَجْسَادِنَا حَتَّى نُقْتَلَ فِى سَبِيلِكَ مَرَّةً أُخْرَى. فَلَمَّا رَأَى أَنْ لَيْسَ لَهُمْ حَاجَةٌ تُرِكُوا
Dari masruq ia berkata “kami bertanya kepada Abdullah bin Mas’udtentang ayat ini :
(وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ)
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. (Ali Imron 169)”
Abdullah bin Mas’ud menjawab ; “Kita telah bertanya tentangnya”, lalu ia berkata ; “Arwah mereka ada dalam rongga burung hijau yang mempunyai lampu-lampu yang tergantung di ‘Arys yang mencari makan dalam surga kemanapun ia mau, lalu ia pulang menuju lampu-lampu itu. Maka tuhan mereka mendatangi mereka dengan sebenarnya, lalu Ia berkata ; “Apakah kalian menginginkan sesuatu?”. Mereka menjawab ; “Apa lagi yang kami inginkan, sedang kita pergi kemana pun kami mau dalam surga?”. Ia melakukan hal itu pada mereka tiga kali. Maka ketika mereka melihat bahwa mereka tidak dibiarkan dari tidak bertanya, mereka berkata ;”wahai tuhanku kami ingin agar engkau mengembalikan arwah-arwah kami dalam jasad kami sehingga terbunuh dalam jalanMu sekali lagi . Maka ketika Ia melihat bahwa mereka tidak terdapat suatu hajat, mereka pun ditinggalkan.
Rasul Saw juga menyatakan bahwa orang yang mati syahid tidak akan merasakan sakitnya kematian dan bahwasanya darah yang mengucur darinya adalah perkara yang paling Allah sukai.
عن أبي هريرة . قال : قال رسول الله ( ما يجد الشهيد من مس القتل إلا كما يجد أحدكم من مس القرصة )
Dari Abu Hurairah ia berkata ; “Rasul Saw bersabda ; tidaklah syahid merasakan tertimpa kamatian kecuali seperti halnya seorang dari kamu merasakan terkena cubitan (Tirmidzi)
عن أبي أمامة . قال : قال رسول الله ( ليس شيء أحب إلى الله من قطرتين وأثرين : قطرة من دموع في خشية الله ، وقطرة دم تهرق في سبيل الله ، وأما الأثران : فأثر في سبيل الله ، وأثر في فريضة من فرائض الله )
Dari abu umamah ia berkata ; Rasul saw bersabda ; “Tidak ada yang lebih Allah sukai dari dua tetesan dan dua atsar (bekas) (yaitu); tetesan air mata karena takut pada Allah, dan tetesan darah yang ditumpahkan dijalan Allah. Adapun dua atsar adalah ; Atsar dijalan Allah, dan atsar dalam menunaikan suatu kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah.”
Yang dimaksud atsar adalah bekas atau akibat yang muncul, semisal bekas luka ketika berjihad maupun bekas sujud ketika menunaikan shalat.
Jika demikian, maka janganlah kita menganggap bahwa mati syahid adalah kematian dalam keadaan hina, tidak demikian! Akan tetapi ini adalah kematian yang mulia! Dan amal apakah yang lebih hebat selain mengorbankan nyawa demi Allah?!
Kesunnahan mencari Syahadah
Mencari syahadah ataupun memintanya hukumnya sunnah, lihatlah kembali bagaimana nabi sangat menginginkannya dalam hadist yang telah lalu.
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasul saw bersabda ;
مَنْ طَلَبَ الشَّهَادَةَ صَادِقًا أُعْطِيَهَا وَلَوْ لَمْ تُصِبْهُ
Barang siapa mencari Syahadah dengan sungguh-sungguh ia akan diberikannya walaupun Syahadah tidak menimpanya. (HR. Muslim)
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللَّهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ
Barang siapa meminta syahadah dengan sungguh, Allah akan menempatkannya pada tempatnya para syuhada walaupu ia mati di tempat tidurnya. (HR. Muslim)
Semoga Allah memuliakan kita dengan syahadah dan menempatkan kita bersama para nabi, shiddiiqiin, para syuhada’ dan orang-orang saleh. Waallahu A’lam
No comments:
Post a Comment