Friday, June 18, 2010

29 cara menolong jihad

20 Cara Mendukung Jihad

Oleh Syaikh Anwar al-Awlaki

Menurut Awlaki, jihad menjadi isu mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan kaum Muslimin.

Da’i yang bermukim di AS Syaikh Anwar al-Awlaki mengajak kaum Muslimin memberikan dukungan terhadap jihad yang dilakukan pejuang-pejuang Muslim melawan tentara-tentara kafir. Ia memberikan 44 cara bagi kaum Muslimin ingin berjihad, selain pergi ke medan perang.

Syaikh Awlaki mengatakan, jihad adalah perbuatan yang mulia dalam Islam dan merupakan salah satu cara untuk menyelamatkan umat Islam. Dalam situasi seperti sekarang ini, kata da’i keturunan Yaman itu, ketika negeri-negeri Muslim dijajah oleh kaum kafir, ketika penjara-penjara milik tirani dipenuhi oleh kaum Muslimin yang menjadi tawanan perang, ketika aturan-aturan Allah sudah diabaikan di dunia ini dan ketika Islam diserang untuk dicerabut akar-akarnya, jihad menjadi kewajiban bagi kaum Muslimin.

Syaikh Awlaki menambahkan, dalam situasi seperti di Gaza sekarang ini, anak-anak boleh berjihad meski orang tua mereka menolak, para istri boleh berjihad meski suami mereka keberatan dan mereka yang berhutang boleh berjihad meski pihak yang memberikan hutangnya tidak setuju.

Menurut Awlaki, jihad menjadi isu mendesak saat ini karena musuh-musuh Islam bukanlah sebuah bangsa atau negara tapi sebuah sistem kaum kafir yang sudah meng-global. Kaum kafir itu seperti masa-masa lalu, melakukan konspirasi untuk menghancurkan kaum Muslimin. Lalu, apakah kita sedang menuju ke perang besar antara kaum Muslimin dan Romawi-Al Malhamah-seperti yang pernah disampaikan Rasulullah saw?

Yang perlu ditekankan sekali lagi adalah, jihad pada hari ini adalah kewajiban bagi setiap Muslim yang mampu. Oleh sebab itu, setiap Muslim yang ingin mematuhi perintah Allah, adalah kewajiban kita untuk menemukan cara-cara untuk berjihad dan mendukung jihad. Berikut adalah 44 cara mendukung jihad di jalan Allah menurut Syaikh al-Awlaki yang akan kami sajikan dalam tiga bagian tulisan;

1. Meluruskan Niat

Setiap Muslim yang ingin menjadi seorang mujahidin harus meluruskan niatnya, apa tujuannya berjihad. Rasulullah swt berkata, “Siapa saja diantara kamu yang mati dan tidak berjuang atau tidak berniat untuk berjuang, maka ia mati dalam keadaan munafik,” (HR Muslim).

Salah satu tanda apakah seseorang itu niat seseorang untuk berjihad itu murni atau tidak, adalah persiapan yang dilakukan orang yang bersangkutan. Allah swt berfirman, “Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu … (QS 9;46) dan syarat-syarat untuk Jihad al-Dafi’ (jihad untuk mempertahankan diri) menurut para ulama seperti Abu Qudamah, sedikitnya ada lima syarat antara lain, harus beragama Islam, sudah akil balig, memiliki kemampuan finansial, berbadan sehat dan tidak cacat tubuh. Jika seseorang yang ingin berjihad tidak memiliki kemampuan finansial atau tidak bisa mencari orang yang membiayainya, atau menderita penyakit, atau menderita cacat tubuh, maka orang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk berjihad.

Tapi Allah swt berfirman tentang orang-orang yang tidak mampu pergi berjihad pada saat perang Tabu, “Dan tiada (pula dosa) atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu supaya kamu memberi mereka kendaraan lalu kamu berkata, ‘aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu’ sedang mata mereka bercucuran airmata karena kesedihan lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan.”

2. Berdoa pada Allah agar memberikan mati syahid.

Rasulullah saw bersabda,”Siapa saja diantara kamu yang berdoa pada Allah agar diberi mati syahid, Allah akan memberikan pahala mati syahid bahkan jika orang itu wafat di atas tempat tidurnya,” (HR Muslim).

Allah senang dengan hambanya yang berdoa agar mati dalam keadaan syahid, karena itu menunjukkan bahwa kita rela mengorbankan hidup kita untuk Allah swt. Tapi berhati-hatilah, jangan sampai doa itu hanya manis di dbibir saja. Seseorang yang benar-benar mengucapkan syahadat akan memenuhi panggilan jihad kapanpun ia mendengar panggilan itu dan benar-benar akan mencari kematian di jalan Allah.

Salah satu alasan mengapa musuh-musuh Allah sukses mengalahkan sekelompok umat Islam dan mengambilalih tanah mereka, itu karena sekelompok umat Islam itu kehilangan cinta menjadi seorang yang gugur syahid.

Rasulullah bersabda,”Bangsa-bangsa akan menyerang kalian seperti sekelompok manusia yang sedang makan dalam satu piring.” Kemudian sahabat berkata, “Apakah itu karena jumlah kita yang sedikit?”. Rasulullah menjawab,”Bukan, jumlah kalian banyak. Tapi kalian seperti buih di laut, dan Allah akan menyingkirkan rasa takut dari dalam dada musuh-musuhmu terhadapmu dan Allah akan menempatkan dalam hatimu ‘wahan’. Sahabat bertanya lagi, “Apa itu wahan, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Wahan adalah rasa cinta pad dunia dan takut mati” (HR Abu Dawud).

Budaya mati syahid, kata Syaikh Awlaki, harus dipupuk kembali karena musuh-musuh Allah tidak takut dengan apapun, kecuali takut dengan kecintaan kita pada mati syahid.

3. Berjihadlah dengan Hartamu

Jihad harta menekankan pentingnya kita mengorbankan harta benda kita, karena jihad itu sendiri membutuhkan dana yang besar. Dengan kata lain, tidak ada uang, tidak ada jihad dan jihad membutuhkan modal yang besar. Itulah sebabnya, al-Qurtubi dalam tafsirnya mengatakan, memberikan uang untuk sedekah pahalnya 10 kali lipat. Tapi memberikan uang untuk berjihad pahalanya 700 kali kali lipat!

Allah swt berfirman: “Perumpaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir; pada setiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki (QS 2;261)

Bagi umat Islam yang tinggal di Barat, yang paling penting bagi mereka menurut Syaikh Awlaki, adalah berjihad dengan harta-harta mereka karena dalam banyak kasus, para mujahidin lebih membutuhkan banyak dana dan bukan sumberdaya manusia. Dalam hal ini Syaikh Awlaki mengutip ucapan Syaikh Abdullah Azzam yang mengatakan,”manusia membutuhkan jihad dan jihad membutuhkan dana.”

4. Menggalang Dana untuk Para Mujahidin

Selain menafkahkan harta kita untuk para mujahidin, kaum Muslimin disarankan juga mengajak umat untuk menggalang dana guna membiayai perjuangan para mujahidin. Rasulullah bersabda,”Mereka yang mengajak saudara-saudaranya berbuat baik, akan menerima pahala sama dengan sebanyak orang yang melakukan perbuatan baik itu.” Dengan menggalan dana untuk para mujahidin, kaum Muslimin sekaligus menjalankan sunnah Rasulullah yang senantiasa beliau lakukan sebelum pergi berperang.

5. Mendanai seorang Mujahidin

Rasulullah bersabda,”Siapa saja yang mendanai seorang pejuang untuk berjuang di jalan Allah, sudah melakukan jihad.” (Majma’ al Zawa’id). Mendanai termasuk membiayai seluruh keperluan si mujahid, termasuk membayar ongkos perjalanannya. Ini memberikan peluang bagi orang-orang berharta dan orang-orang miski untuk sama-sama mendapatkan pahala jihad. Si kaya memberikan dana, si miskin pergi ke medan juang.

6. Mengurus Keluarga Mujahidin

Mengurus keluarga Mujahid bisa dilakukan misalnya dengan melindungi keluarga mereka, memenuhi kebutuhannya dan memberikan bantuan finansial serta menjaga kehormatan mereka. Rasulullah saw bersabda;

-Siapa saja dari kalian yang mengurus keluarga dan harta seorang mujahid akan menerima pahala setengah dari pahala berjihad (HR Muslim) -Kewajiban melindungi kehormatan para istri mujahid bagi orang-orang di sekitarnya, seperti kewajiban menjaga kehormatan ibu-ibu mereka. Jika seseorang yang tidak pergi berjihad berjanji untuk melindungi seorang istri mujahid tapi mengkhianati janji itu, pada hari Kiamat si mujahid akan diberitahu bahwa orang itu telah berkhianat maka si mujahid bisa mengambil semua pahala kebaikan orang yang berkhianat tadi. (HR Muslim) -Siapa saja yang tidak pergi berjihat, tidak mendanai seorang mujahid, atau mengurus keluarga seorang mujahid, akan mengalami bencana sebelum ia meninggal (Abu Dawud).

Jika seseorang merasa takut akan keamanan keluarganya, setan akan memanfaatkannya dan mencegah orang bersangkutan pergi berjihad. Bahkan jika orang bersangkutan melawan godaan setan dan pergi berjihad, setan bisa menggodanya kembali dan melemahkan orang tersebut dengan membisikkan rayuan tentang orang-orang yang dicintainya yang ia tinggalkan. Oleh sebab itu, menjaga dan mengurus keluarga para mujahidin akan membantu meningkatkan moral para mujahidin dan oleh sebab itu Islam memberikan perhatian yang besar tentang kewajiban mengurus keluarga dan harta para mujahidin.

7. Mengurus Keluarga Mujahidin yang Gugur Syahid

Mereka yang gugur syahid telah berjuang untuk Islam dan umat Islam. Mereka mengorbankan jiwa dan raga untuk saya dan untuk Anda. Itulah sebabnya keluarga para mujahidin gugur harus dilayani dan dihormati. Ketika Ja’far bin Abu Talib gugur dalam perang Mut’ah, Rasulullah saw berkata pada isteri-isterinya,”Siapkan makanan untuk keluarga Ja’far karena mereka telah menunaikan urusan mereka”, kemudia Rasulullah datang ke rumah Ja’far. (HR Abu Dawud dan al-Tarmidzi).

Imam Ahmad meriwayatkan, ketika Rasulullah saw menerima kabar bahwa Ja’far gugur syahid, Rasulullah datang ke rumah Ja’far dan menyuruh isteri Ja’far agar memanggil anak-anaknya. Ketika anak-anak itu datang ke hadapan Rasulullah, Rasulullah saw memeluk dan mencium anak-anak Ja’far sambil meneteskan air mata. Asma, isteri Ja’far bertanya pada Rasulullah “apakah terjadi sesuatu?” Rasulullah berkata,” Ya, Ja’far gugur hari ini.” Asma berkata, ketika ia mendengar berita itu, ia menangis dan menjerit-jerit. Rasulullah pergi meninggalkannya dan meminta isteri-isterinya agar jangan lupa menyiapkan makanan untuk keluarga Ja’far karena keluarga Ja’far kesusahan karena urusan-urusannya.

Anak-anak para mujahid yang gugur membutuhkan para lelaki untuk menjaga dan mengurus mereka. Para istri mujahid yang gugur harus diberi kesempatan untuk menikah lagi, jika memang menginginkannya.Hal ini kata Awlaki, membutuhkan perubahan pada dua kebiasaan di kalangan umat Islam.

Pertama, umat Islam harus mengubah pandangan negatifnya terhadap kaum perempuan yang bercerai dan janda. Stigma negatif terhadap kaum perempuan yang bercerai atau menjadi janda harus dihapus dari komunitas Muslim. Kedua, bersikap lebih toleran dengan isu poligami. Karena ini menjadi kebutuhan, apalagi di saat terjadi peperangan. Pada masa sahabat Rasulullah, tidak ada perempuan yang dibiarkan tanpa suami.

8.Mengurus keluarga para tawanan perang

Mengurus keluarga para tawanan perang, pahalanya sama dengan mengurus keluarga para mujahid. Hal ini sangat penting menjadi norma yang kembali dihidupkan agar para mujahid yang ingin berjuang di jalan Allah tidak khawatir jika mereka gugur atau ditawan, karena keluarga mereka akan ada yang mengurus.

9. Bayarkan zakat Anda untuk para Mujahidin

Menurut Al-Quran Surat ke-9 ayat 60, adalah delapan katagori orang yang berhak menerima zakat. Salah satunya disebutkan untuk mereka yang dijalan Allah. Yang dimaksud dengan “yang di jalan Allah” adalah para mujahidin.

Imam Nawawi dalam al Minhaj tentang zakat mengatakan bahwa para pejuang di jalan Allah berhak menerima apa yang mereka perlukan untuk membayar biaya pengeluaran mereka dan biaya kebutuhan keluarganya mulai dari si mujahid berangkat sampai kembali pulang, bahkan jika ia tidak pulang untuk jangka waktu lama. Oleh sebab itu, Syaikh Awlaki menganjurkan umat Muslim untuk membayarkan zakat-zakat mereka pada para mujahidin dan keluarganya.

10. Memberikan bantuan medis pada mujahidin

Para mujahidin membutuhkan bantuan dokter, rumah-rumah sakit, klinik dan tentu saja obat-obatan. Saat ini banyak tenaga dokter Muslim, tapi pada saat yang sama kita sering mendengar banyak mujahidin yang mengalami luka, yang sebenarnya tidak berat meninggal dunia karena ketiadaan bantuan medis.

Para Muslim yang belajar kedokteran dan mengklaim mereka melakukan itu karena Allah dan untuk kepentingan umat tapi tidak mau memberikan bantuan medis pada mujahidin, kemana mereka? Para pekerja medis Muslim punya tanggung jawab yang besar dan tidak bisa dihindari bahwa jihad membutuhkan kontribusi dari para pekerja medis ini. Jika mereka mau memberikan kontribusinya, pahala yang akan mereka terima bisa lebih besar dari para pejuang itu sendiri.

11. Memberikan dukungan moral dan semangat bagi para mujahidin

Doa-doa yang dikumandangkan para imam, fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh para ulama untuk mendukung perjuangan mereka dan doa yang dipanjatkan umat Islam akan memberikan semangat dan meningkatkan moral para mujahidin untuk terus berjuang.

12. Membela para Mujahidin

Rasulullah bersabda,” Siapa saja yang menjaga kehormatan saudaranya, Allah akan melindungi wajah mereka dari api neraka pada hari Kiamat.” (al-Tarmidzi).

Rasulullah juga berkata, “Barang siapa berkhianat pada seorang Muslim dengan melanggar kehormatan dan harga dirinya, maka akan dipermalukan. Allah tidak menolong ketika pengkhianat itu membutuhkan pertolongan. Dan barang siapa melindungi seorang Muslim yang kehormatan dan harga dirinya dilanggar, Allah akan menoling itu ketika ia membutuhkan pertolongan.” (Abu Dawud)

Itulah sebabnya Islam mewajibkan umatnya untuk membela mereka yang telah melindungi kita dan agama kita.

13. Melawan Kebohongan Media Massa Barat

Saat ini, banyak pandangan kaum Muslimin yang dipengaruhi oleh infomasi dari media-media Barat.Media-media Barat banyak yang berusaha menampikkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan negara-negara Barat, apalagi jika kejahatan yang dilakukan itu sudah berlebihan. Sikap media Barat berbeda sekali jika pelakunya adalah orang Islam, mereka memberitakannya secara berlebihan bahkan seringkali tidak obyektif dan tidak sesuai fakta yang terjadi.

Oleh sebab itu, adalah kewajiban bagi setiap Muslim untuk mengingatkan saudara-saudaranya agar meningkatkan kesadaran mereka tentang masalah ini. Umat Islam harus kritis dan hati-hati dengan pemberitaan media massa Barat. Umat Islam jangan mempercayai sumbers-sumber dari Barat sampai kebenarannya sudah dipastikan oleh tokoh Muslim yang memang bisa dipercaya. Jangan percaya apa yang dikatakan media massa Barat, bahkan informasi cuaca yang mereka sajikan!

Untuk mendukung Jihad, Syaikh Anwar al-Awlaki mengingatkan kaum Muslimin untuk waspada terhadap orang-orang munafik yang bisa membahayakan kaum Muslimin. Menurut Syaikh al-Awlaki, kelompok-kelompok munafik ini masih banyak di sekeliling kita dan ia mengingatkan bagaimana cara Rasulullah memerangi orang-orang munafik itu, yaitu dengan membongkar dan mengungkap kebohongan-kebohongan mereka.Bagian ke-2 dari tiga tulisan

14. Hati-Hati dengan Kelompok Munafik

Untuk mendukung Jihad, Syaikh Anwar al-Awlaki mengingatkan kaum Muslimin untuk waspada terhadap orang-orang munafik yang bisa membahayakan kaum Muslimin. Menurut Syaikh al-Awlaki, kelompok-kelompok munafik ini masih banyak di sekeliling kita dan ia mengingatkan bagaimana cara Rasulullah memerangi orang-orang munafik itu, yaitu dengan membongkar dan mengungkap kebohongan-kebohongan mereka.

“Jika peperangan dengan kaum kafir adalah peperangan dengan pedang. Peperangan dengan dengan kaum munafik adalah peperangan dengan kata-kata. Karena kaum munafik bersembunyi dibalik agama untuk menyebarkan isu-isu beracun mereka dan cara untuk melawan mereka adalah dengan mengungkapkan kebenaran dan mengungkap kebohongan-kebohongan orang munafik itu dengan senjata al-Quran dan Sunnah,” tulis al-Awlaki.

Orang-orang munafik bisa tampil dengan sosok yang karismatik atau mengesankan orang lain, tapi sebenarnya itu semua hanya kepalsuan belaka.Seperti firman Allah dalam QS 63;4 yang isinya “Dan apabila kami melihat mereka, tubuh-tubuh mereka akan memjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar, mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan pada mereka . Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka …”

Siapa kaum munafik itu? Mereka bisa datang dari para ulama dan orang-orang yang menganut ideologi menyimpang. Kelompok seperti ini harus diungkap, siapa sebenarnya mereka.

15. Menularkan Semangat Jihad pada Orang Lain

Menularkan semangat jihad pada orang lain merupakan salah satu bentuk ibadah dan setiap kaum Muslimin diminta untuk melakukan perbuatan terpuji ini seperti firman Allah swt dalam QS 8;65 “Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang …” dan QS 4;84 “Maka berperanglah kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri. Kobarkanlah semangat para Mukmin (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang kafir-kafir itu. Allah sangat besar kekuatan dan amat keras siksaannya.”

16. Melindungi Mujahidin dan Menjaga Rahasia Mereka

Seorang Muslim harus membiasakan dirinya untuk bisa menjaga rahasia, menjaga lidah untuk melindungi saudara-saudara Muslim kita. Syaikh al-Awlaki mencontohkan sikap sahabat Rasulullah yang menolak permintaan istrinya agar menceritakan rahasia yang dikatakan Rasullullah pada sahabat itu. Umat Islam, tulis Awlaki, harus membiasakan diri hanya berkata yang perlu saja.

Kerja yang berkaitan dengan jihada atau perang gerilya adalah kerja yang penuh rahasia. Musuh-musuh Islam selalu berusaha untuk merekrut kalangan orang Islam sendiri untuk melakukan infiltrasi. Musuh-musuh Islam itu akan mengatakan bahwa mereka ingin melindungi umat Islam, dan jika perlu mengikutsertakan para ulama agar membenarkan tindakan musuh-musuh Islam itu.

Oleh sebab itu, salah satu kewajiban kaum Muslimin adalah melindungi para Mujahidin. Seorang Muslim yang memata-matai Muslim lainnya tidak lebih dari perbuatan orang kafir. Allah berfirman,” …Barang siapa diantara kamu mengambil mereka sebagai pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka …”

17. Mendoakan Para Mujahidin

Jangan meremehkan doa. Doakanlah para mujahidin dalam sujud-sujud kita. Dan doa yang penting kita panjatkan untuk perjuangan para mujahidin dalam setiap salat adalah doa qunut. Kaum Muslimin harus mengingatkan para imam salatnya ketika para mujahidin sedang berjuang di kancah peperangan, karena itu adalah sunnah Rasulullah.

Dalam sebuah hikayat, dalam sebuah peperangan, seorang pemimpin pasukan Muslim memerintahkan tentaranya untuk melihat apa yang dilakukan Muhammad bin Wasi’ (salah seorang Muslim yang taat pada masa itu). Para tentara itu kembali dan mengatakan bahwa mereka melihat Muhammad bin Wasi’ mengangkat tangannya dan berdoa. Pimpinan pasukan Muslim itu lalu berkata, “Doa pada Allah lebih disukai dari pada ribuan tentara !”

18. Memantau dan Menyerbarkan Berita tentang Jihad Para Mujahidin

Terus mengikuti informasi-informasi tentang perjuangan para Mujahidin sangat penting bagi kaum Muslimin; -Agar semangat jihad tetap menyala di hati kaum Muslimin -Memperkuat rasa solidaritas pada sesama umat Islam -Mendorong kaum Muslimin untuk ikut berjihad ketika kita melihat tindakan para mujahidin yang pemberani-pemberani itu dan mendorong kaum Muslimin untuk rela mati syahid. -Kaum Muslimin akan melihat kebesaran Allah, bagaimana Allah melindungi hamba-hambanya dan memberi mereka kemenangan. -Mendorong kaum Muslim untuk banyak membaca sejarah atau buku-buku Fiqih tentang Jihad. Sehingga memahami bagaimana para muhajidin mempraktekkan jihad berdasarkan petunjuk-petunjuk fiqih. -Pemberitaan tentang jihad adalah pemberitaan tentang kebaikan melawan kejahatan, yang sudah ada sejak masa Nabi Adam dan akan terus ada sampai akhir dunia. Ketika kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan jihad para mujahidin, mereka akan menjadi lebih dekat dengan al-Quran dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Menara Gading dan tidak peduli dengan berita-berita tentang jihad para mujahidin.

Meski demikian, Syaikh Awlaki mengingatkan agar kaum Muslimin mengikuti informasi tentang perjuangan para mujahidin dari sumbers-sumber yang asli. Karena jika kita menyebarkan informasi yang tidak benar, kita sama saja dengan kaum munafik. Allah berfirman dalam alquran surat 4;83 “Dan apabila datang kepada mereka tentang berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya pada rasul dan ulim amri diantara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya akan dapat mengetahuinya dari mereka (rasul dan ulil amri.”

19. Menyebarluaskan tulisan-tulisan para Mujahidin dan Para Ulamanya

Syaikh al-Awlaki menyayangkan sebagian kaum Muslimin yang menganggap para mujahidin kurang mendapat dukungan dari para ulama, tidak memiliki strategi yang jelas dalam perjuangannya dan tindakan mereka dianggap sebagai tindakan yang spontan dan reaktif.

Syaikh Awlaki menilai semua anggapan itu tidak benar karena banyak ulama dan cendikiawan yang sekarang mendukung jihad. Ia mengakui, banyak tulisan-tulisan para ulama dan cendikiawan Muslim yang berusaha memelintir aturan-aturan berjihad dalam syariah Islam. Tapi banyak juga para ulama yang memberikan penjelasan yang benar tentang jihad, yang menegaskan bahwa para mujahidin hanya takut pada Allah dalam jihadnya dan tidak akan melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan orang lain, jika hal itu dibenci Allah. Para ulama itu kata Syaikh Awlaki, merujuk tulisan-tulisan mereka pada Quran dan Hadits, merujuk pada pendapat ulama seperti Ibn Hajar, al-Nawawi, al-Qurtubi, Ibn Kathir, Ibn Taymiyyah dan empat imam. Adalah kewajiban umat Islam untuk menyebarkan pengetahuan itu misalnya lewat buku-buku, pamflet, blog, email dan cara-cara lainnya.

20. Mengeluarkan Fatwa Mendukung Perjuangan Mujahidin

Banyak ulama yang berani berkata apa adanya demi kebenaran. Kaum Muslim harus mendukung para ulama itu dan menyebarkan fatwa-fatwa yang mereka keluarkan. Banyak kaum Muslimin yang menyetujui cara-cara yang dilakukan para mujahidin tapi mereka tidak berani melakukannya sampai ada ulama yang membenarkan metodologi para mujahidin itu. Para generasi muda Muslim membutuhkan tuntunan para ulama yang jujur dan berani berkata benar.

21. Menyediakan Informasi pada para ulama dan Imam dengan berita-berita tentang perjuangan para mujahidin.

Hal ini dilakukan, karena ulama atau cendikiawan bukan berarti mereka tahu segalanya. Para imam dan ulama harus disediakan material dan informasi-informasi yang bagus.Mereka juga harus dibekali pengetahuan dan informasi tentang perjuangan para mujahidin. Ummat harus sering-sering mengingatkan atau berdiskusi tentang isu-isu terbaru perjuangan para mujahidin dan hindari pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang terkesan mengkonfrontasi mereka. Berikan saran pada para imam agar membahas isu-isu terbaru perjuangan para mujahidin dalam khutbah-khutbah mereka.

22. Menjaga Kekuatan Fisik

Rasulullah berkata, “Allah swt lebih mencintau kaum yang beriman lagi kuat daripada kaum yang beriman tapi lemah …” (HR Muslim). Kesehatan dan kekuatan fisik adalah bagian dari persiapan berjihad. Karena menjadi seorang mujahidin harus mampu berjalan selama berjam-jam, menempuh jarak yang sangat jauh, mendaki gunung dan bukit dan mampu berlari dengan cepat, bahkan sambil membawa perlengkapan yang berat. Di medan jihad, mereka yang fisiknya lemah hanya akan menjadi beban bagi mujahidin lainnya karena hanya akan memperlambat gerakan para mujahidin. Oleh sebab itu, Syaikh al-Awlaki menyarankan agar kaum Muslimin membiasakan diri melatih tubuhnya dengan berolah raga serta menjaga kesehatan.

23. Latihan Senjata

Latihan menggunakan senjata adalah bagian yang sangat penting untuk persiapan jihad. Allah berfirman,”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambatkan untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya,” (QS. 8;60) Karena pentingnya latihan menggunakan senjata, maka, jika latihan semacam itu tidak mungkin dilakukan di negara masing-masing, maka kaum Muslimin bisa menyediakan dana dan waktu untuk belajar ke negara lain.

24. Latihan Memberikan Pertolongan Medis

Dalam banyak situasi, para mujahidin tidak punya akses ke rumah sakit. Dalam situasi seperti ini, para mujahidin harus bisa memberikan pertolongan pertama dan ini membutuhkan pengetahuan dan latihan yang sesuai dengan kondisi dan situasi di tempat berjihad. Salah satunya bisa dilakukan dengan melakukan kordinasi dengan saudara-saudara mereka sesama Muslim yang memiliki ketrampilan ini.

25. Mempelajari Fiqih Jihad

Selain mempelajari ilmu fiqih tentang jihad, kaum Muslimin juga harus mengetahui fatwa-fatwa ulama yang terkait dengan isu-isu yang dihadapi para mujahidin sekarang ini, misalnya tentang aturan-aturan jihad, masalah korban dan kerusakan fisik yang ditimbulkan, hubungan dengan aparat keamanan pemerintahan non Muslim, pemerintahan negeri-negeri Muslim sekarang ini, serta nilai-nilai jihad itu sendiri.

26. Melindungi dan Mendukung Para Mujahidin

Ketika para mujahidin dalam bahaya, kaum Muslimin berkewajiban melindungi mereka. Mungkin tindakan ini akan membahayakan, tapi itulah pengorbanan yang bisa kita lakukan untuk Allah swt. Syaikh al-Awlaki mencontohkan Taliban yang melindungi para mujahidin dari negara-negara asing, walaupun untuk itu mereka harus kehilangan kekuasaannya. Menurut Awlaki, itu bukan kekalahan tapi sebuah kemenangan.

Allah swt berfirman,”Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (pada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia. (QS 8;74)

27. Membangun Akidah Walaa’ dan Baraa’

Seorang mujahidin harus memiliki pemahaman yang kuat tentang ketaqwaan dan kesetiaan pada Allah swt. Kaum Muslimin harus memahami bahwa Allah swt tidak akan memberikan kita kemenagan jika kita masih memiliki rasa cinta dalam hati kita pada musuh-musuh Allah. Allah tidak memberikan kemenangan pada rasul-rasul dan pengikutnya, sampai ketaqwaan dan kesetiaan mereka pada Allah benar-benar lengkap, sampai mereka benar-benar menjauhkan diri dari orang-orang kafir.

28. Memenuhi kewajiban terhadap para tawanan perang Muslim

Para ulama mengatakan bahwa kaum Muslimin punya kewajiban untuk membebaskan saudara-saudara seiman mereka yang menjadi tawanan perang, meski mereka harus mengeluarkan dana yang besar. Saat ini, banyak mujahidin yang terlupakan dan mereka terkurung dalam sel-sel penjara di seluruh dunia. Umat Islam harus terus disadarkan tentang keberadaan mereka, mendoakan dan mengupayakan pembebasan mereka.

29. Menjadi mujahidin lewat internet

Kaum Muslimin bisa menjadi “mujahidin internet” dengan cara menggunakan media dunia maya untuk menyebarluaskan seruan jihad dan berita-berita tentang perjuangan para mujahidin. Bisa dengan cara membukan forum diskusi, email, membuat situs internet, menulis artikel tentang mujahidin dan perjuangannya, dan lain-lain

No comments:

Post a Comment