Saturday, June 12, 2010

ILMU PENGETAHUAN DAN WAHYU AL-QUR'AN

Mengapa tidak seharusnya, bahkan ketika musuh--musuh memberikan penghargaan yang tidak diminta sehubungan dengan mu'jizat alamiah dari kitab Tuhan ini. Pendeta R. Bosworth-Smith dalam bukunya Mohammed and Mohammedanism, menulis opini tentang Al-Qur'an:

1. "Sebuah mu'jizat dari kemurnian gaya bahasa, kebijaksanaan dan kebenaran."

Orang Inggris yang Iain - A.J. Arberry, pada kata pengantar terjemahan Al-Qur'an berbahasa Inggrisnya -berkata:

2. "Setiap saya mendengar Al-Qur'an dibacakan, sepertinya saya sedang mendengarkan musik. Dalam alunan melodi, selama itu terdapat suara yang terus-menerus memukul sebuah drum, seperti memukul-mukul hati saya."

Dari kata-kata ini dan selebihnya pada kata pengantarnya, ia bersuara seperti seorang Muslim, tetapi sangat menyesal ia meninggal tidak dalam Islam. Dan orang Inggris lainnya seperti, Marmaduke Picktall dalam kata pengantar untuk terjemahan Al-Qur'annya, melukiskannya sebagai:

3. "Simfoni yang tak ada bandingnya, suara yang benar-benar dapat menggerakkan manusia menangis dan luar biasa gembira."
Penulis ini memeluk Islam sebelum menterjemahkan Al-Qur'an, dan kita tidak dalam sebuah posisi untuk membuktikan apakah ia menulis pengaruh tersebut sebelum atau sesudah perubahannya.

4. "Setelah Injil, Al-Qur'an adalah kitab agama yang paling mulia dan paling mempunyai kekuatan di dunia" (J. Christy Wilson dalam Introducinglslam, New York 1950.).

5. "Al-Qur'an adalah Injil kepunyaan Mohammedan, dan lebih dihormati daripada kitab suci lainnya, lebih dari Perjanjian Lama orang Yahudi atau Perjanjian Baru orang Kristen." (J. Shillidy, D.D. dalam The Lord: Jesus in the Ko-ran, Surat 1913, p.111). Kita dapat dengan mudah mengemukakan selusin lebih kata-kata pujian terhadap daftar di atas. Teman-teman dan lawan sepertinya memberikan pujian spontan terhadap wahyu Tuhan yang terakhir dan penghabisan - Al-Qur'an. Orang-orang pada masa Muhammad melihat pada keindahan dan keagungannya, kemuliaan seruannya dan keluhuran perintah sucinya, tanda-tanda dan mu'jizat Tuhan bekerja, dan diterima Islam. Untuk semua penghargaan dan pembuktian tersebut, orang-orang yang tidak percaya dan meragukan mungkin berkata bahwa ini semua adalah perasaan subyektif. Dia mungkin lebih jauh berdalih tidak mengetahui bahasa Arab.

Terdengar dia berkata, "Saya tidak melihat apa yang kamu lihat, tidak juga merasa seperti yang kamu rasa. Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa Tuhan ada dan Dialah yang mewahyukan utusan-Nya, Muhammad, dengan perintah suci yang indah itu; Al-Qur'an?" Dia melanjutkan "Saya tidak menyangkal keindahan filsafatnya, etika praktis dan ketinggian moralnya, Saya bersedia mengakui bahwa Muhammad adalah seorang yang tulus dan memberikan banyak ajaran yang indah untuk kesejahteraan manusia. Yang tidak dapat saya ikuti adalah apa yang umat Islam nyatakan 'sebuah kekuatan gaib untuk pendikteannya.'

Logika Yang Beralasan Untuk simpati semacam ini, meski bermental ragu-ragu, Penulis kitab (Al-Qur' an) menggunakan berbagai macam tipe argumen untuk memecahkan keraguannya. Bagi orang-orang atheis dan yang ragu-ragu, pengejek dan bimbang, orang yang mempunyai sangat banyak ilmu pengetahuan dan orang yang menganggap dirinya sebagai "raksasa intelektual", masalah tersebut diarahkan kembali ke dasar bahwa mereka pada kenyataannya seperti "orang kerdil". Mereka seperti orang kerdil yang mengalami perkembangan tidak normal dalam bagian apapun dari panca indera, seperti ukuran kepala yang terlalu besar pada tubuh yang kecil, Pencipta Yang Maha Tinggi mempertanyakannya.

Tetapi sebelum kita mengajukan pertanyaan Tuhan kepadanya, izinkan saya memuaskan keingintahuan saya sendiri. "Anda orang berpengetahuan yang telah belajar astronomi dan yang mempelajari alam semesta kita melalui teleskop Anda yang hebat seperti jika meneliti dengan cermat sebuah obyek yang berada dalam kekuasaan Anda; katakan pada saya bagaimana terjadinya alam semesta ini?" Orang berpengetahuan ini meski kurang dalam pemahaman spiritual, sangat murah hati dalam membagi pengetahuannya. Dia dengan segera memberi tanggapan. "Baik," ia memulai,

"Milyaran tahun yang lalu alam semesta kita adalah sebuah bagian zat, dan kemudian terjadi sebuah "Big Bang" di pusat gumpalan zat raksasa tersebut dan bongkahan zat yang kuat itu mulai berterbangan ke segala arah. Dari "Big Bang" tersebut sistem solar kita berasal, begitu juga galaksi, dan sejak itu tidak ada pertahanan di angkasa terhadap momentum yang dibangkitkan oleh ledakan awal, bintang-bintang dan planet-planet berotasi dalam orbitnya...."

Pada titik waktu ini, ingatan saya menggelitik ---teman--teman materialis tampak dengan rahasia menyerap pengetahuan mereka dari Surat Yaasiin.

"Dan, matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan, telah Kami tetapkan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai kepada manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan, masing masing beredar pada garis edar nya." (QS. Yaasiin: 38-40)

Ilmuwan atheis tersebut melanjutkan. "Kita adalah 'perluasan' alam semesta. Galaksi surut dari kita dengan kecepatan yang selalu bertambah cepat, dan suatu saat mencapai kecepatan cahaya, kita tidak akan dapat melihatnya lagi. Secepat mungkin kita harus membuat teleskop yang lebih besar dan lebih baik untuk mempelajarinya, jika tidak kita akan ketinggalan"

"Kapan Anda menemukan cerita dongeng ini?" kami bertanya. "Tidak, ini bukanlah cerita dongeng tetapi fakta ilmu pengetahuan!" teman kami meyakinkan kami. "Baiklah, kami menerima kenyataan yang Anda katakan, tetapi kapan Anda benar-benar mengetahui kenyataan tersebut?"

"Baru kemarin!" Dia menjawab. Lima puluh tahun, sesudah semuanya, baru 'kemarin' dalam sejarah umat manusia. "Seorang Arab yang tidak berpengetahuan pada padang pasir lebih dari 1400 tahun yang lalu tidaklah mungkin mempunyai pengetahuan 'Big Bang' dan "perluasan alam semesta" Anda, benar?" kami bertanya. "Tidak, tidak pernah!" ia menjawab dengan sombong. "Baik, jika demikian dengar apa yang dikatakan Nabi ummi tersebut:"

"Dan, Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (QS. Al--Anbiyaa': 33).

Teori 'Big Bang' Tak dapatkah Anda melihat kata-kata "Orang yang tidak percaya" dalam kutipan pertama di atas secara khusus ditujukan kepada Anda -orang-orang yang berpengetahuan- para ahli geografi astronomi, orang yang setelah membuat penemuan yang menakjubkan dan menyampaikan penemuan tersebut kepada umat manusia, masih tetap "buta" seperti tidak 'melihat' penulisnya? "Dengan pengetahuan dan ensiklopedi, kita mungkin melupakan ketuhanan, dalam percobaan-percobaan kita itu", kata Thomas Carlyle.

Dimanakah pada bumi ini seorang pengendara unta di padang pasir dapat mengumpulkan sedikit demi sedikit 'Fakta-fakta Anda 14 abad yang lalu, kecuali dari pembuat 'Big Bang' sendiri?

Asal Mula Kehidupan "Dan Anda para ahli biologi yang kelihatannya menguasai seluruh mahluk hidup, namun mempunyai keberanian mengingkari sumber kehidupan, yaitu Tuhan: katakan kepada saya, berdasarkan penelitian kebanggaan Anda; dimana dan bagaimana asalnya kehidupan?

Seperti sekutunya, ahli astronomi 'yang tidak percaya', ia juga memulai ---"Baik. Milyaran tahun lalu zat di laut mulai menghasilkan protoplasma yang darinya datanglah amoeba; dan dari lumpur di dalam laut tersebut datanglah segala sesuatu yang hidup. Dalam satu kata "semua kehidupan" berasal dari laut, yaitu air!"

"Dan, kapan Anda menemukan fakta bahwa semua benda yang hidup berasal dari air?"

Jawabnya tidak berbeda dengan teman astronomnya yang terdahulu, "Kemarin!" "Tidak ada manusia terpelajar, tidak seorang filosof atau penyair telah pernah dapat menebak penemuan biologis Anda 14 abad yang lalu, benar?", kami bertanya.
"Tidak, tidak pernah!", katanya.

"Baik, maka, dengarkanlah anak tak berpendidikan dari padang pasir ini!"

"Dan, apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya adalah suatu yang padu. Kemudian Kami pisahkan antar keduanya. Dan, dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. Al-Anbiyaa': 30).

Pernyataan di atas diuraikan lebih jauh dalam Kitab Tuhan:

"Dan, Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki; sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki: Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. An-Nuur: 45).

Anda tidak akan kesulitan memperhatikan bahwa kata-kata dari pencipta alam semesta Yang Maha Kuasa, Yang Maha Tahu ditujukan kepada Anda orang-orang yang berpengetahuan dalam menjawab keragu-raguan Anda saat ini. Ini kenyataan yang berasal dari luar mereka melebihi kemampuan penduduk padang pasir 14 abad yang lalu. Penulis tersebut (Tuhan Yang Maha Kuasa) sedang memberi alasan kepada Anda, orang-orang yang berpengetahuan, bagaimana Anda dapat tidak mempercayai Tuhan? Anda seharusnya orang yang paling akhir mengingkari keberadaan-Nya namun ternyata Anda yang pertama! Kelemahan apa yang telah membuat Anda mengikuti ego menutupi perasaan logis Anda?

Dan kepada para ahli botani, zoologi dan psikologi yang, berlawanan dengan pengetahuan mereka yang mengagumkan ke dalam kealamiahan segala sesuatu, menolak mengenali Tuhan Pencipta. Biarkan mereka kemudian menilai ucapan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam juru bicara Tuhan.

"Maha suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS. Yaasiin: 36).

* "Diciptakan Berpasangan" Misteri seks berlaku atas semua ciptaan ---pada manusia, pada kehidupan hewan, pada kehidupan tumbuhan, dan pada sesuatu yang lain yang kita tidak tahu. Kemudian terdapat kekuatan pasangan berlawanan di alam, misalnya listrik positif dan negatif dan lain-lain. Atom itu sendiri terdiri dari inti yang bermuatan positif atau proton, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Hukum materi itu sendiri karenanya mengacu sebagai pasangan energi yang berlawanan. (Komentar oleh A. Yusuf Ali).

Tanda-tanda Tuhan Ayat-ayat dari "Kitab yang jelas" ini, kitab suci Al--Qur'an dengan jelas diterangkan oleh Al-Qur'an dengan sendirinya. Para pelajar Al-Qur'an melihat tulisan Tuhan yang tidak pernah salah dalam setiap penemuan manusia. Terdapat "tanda-tanda", "mu'jizat" dari kedermawanan dan penghargaan Tuhan untuk menghilangkan keraguannya dari menguatkan keimanannya.

"Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda bagi orang yang mengetahui." (QS. Ar-Ruum: 22).

Ironisnya, 'orang-orang berpengetahuan' suka menentang! Materi ilmu pengetahuan yang sangat luas membuat mereka membusungkan dada dengan bangga. Mereka kekurangan perasaan rendah hati yang sesungguhnya yang pergi bersama dengan seluruh pengetahuan yang benar. Dalam kata-kata seorang Perancis modern: "Pengamatan di atas tersebut (berdasarkan tesisnya sendiri) membuat hipotesa lanjutan yang dibuat oleh orang-orang yang melihat Muhammad sebagai penulis Al-Qur'an tak dapat dipertahankan. Bagaimana seorang manusia, dari keadaan tidak dapat menulis, menjadi penulis yang paling penting, dipandang dari segi literaturnya, dalam seluruh literatur Arab?

Bagaimana ia kemudian dapat mengucapkan kebenaran-kebenaran pengetahuan alam yang orang lain tidak dapat membuatnya pada saat itu, tanpa sedikit pun membuat kesalahan dalam pengucapan pada masalah tersebut?" (Lihat The Bible, the Qur'an and Science p. 125 oleh Maurice Bucaille).

Inspirasi Awal Benih-benih buklet ini, "Al-Qur'an - Mu'jizat dari mu'jizat-mu'jizat," mungkin disebar oleh duta besar keliling Islam, orator ulung - Maulana Abdul Aleem Siddiqui. Saya masih bersekolah ketika ia mengunjungi Afrika Selatan dalam ceramah kelilingnya pada tahun 1934. Di antara banyak pembicara terpelajar, saya mendengarnya berbicara pada 'Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam."

Sesudah itu, sebuah buklet dengan judul yang sama dipublikasikan oleh World Federation of Islamic Missions (Misi-misi Federasi Islam Dunia), Karachi, Pakistan, yang membawa kembali kegembiraan dan getaran hati dari ceramah, yang telah saya dengar dalam usia belasan tahun. Kenangan atas abdi Islam tersebut, saya produksi ulang di sini, untuk anak cucu, beberapa kata yang telah dikatakan tentang hubungan antara kitab suci Al-Qur'an dan cabang-cabang ilmu pengetahuan:

Peringatan Terhadap Ilmu Pengetahuan "Penekanan Al-Qur'an untuk mempelajari alam secara ilmiah adalah fenomena unik dalam literatur keagamaan dunia. Hal ini menarik perhatian kita berulang-ulang terhadap bermacam-macam fenomena alam yang terjadi di sekitar kita. Berulang-ulang memperingatkan umat Islam bahwa mencari ilmu pengetahuan adalah salah satu kewajiban agama. Secara berulang menekankan kebenaran besar yang tidak diketahui dunia sebelum turunnya Al-Qur'an bahwa segala sesuatu di alam adalah untuk melayani manusia dan harus dimanfaatkan untuk kegunaannya. Memperingatkan kita agar mempelajari struktur dan fungsi organ manusia, struktur, fungsi dan distribusi hewan, bentuk, struktur, fungsi, klasifikasi dan distribusi tumbuhan, dan ini semua adalah masalah ilmu biologi.

"Memperingatkan kita untuk mempelajari susunan alam dan sifat materi secara umum sebagai pengaruh energi, yang merupakan masalah ilmu fisika modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari sifat-sifat zat baik dasar atau campuran dan hukum-hukum kombinasinya dan aksi satu zat atas yang lainnya yang merupakan masalah ilmu kimia modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari struktur dan mineral penyusun bumi, lapisan susunan yang berbeda, perubahan yang terjadi dalam materi organik dan anorganik dan lain-lain, dan lain-lain, yang merupakan masalah ilmu geologi modern.

"Memperingatkan kita untuk mempelajari penggambaran bumi secara umum, pembagian fisiknya menjadi lautan, sungai-sungai, gunung-gunung, daratan dan lain-lain, serta mineral-mineral, tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan di dalamnya, dan pembagian politisnya yang merupakan masalah ilmu geografi modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari alasan-alasan yang menyebabkan pergantian hari dan malam, perbedaan musim, pergerakan planet-planet dan fenomena angkasa lainnya, yang merupakan masalah ilinu astronomi modern."

"Memperingatkan kita untuk mempelajari pergerakan angin, formasi dan evolusi awan dan produksi hujan, dan fenomena serupa lainnya, yang merupakan masalah ilmu meteorologi modern."

Selama berabad-abad, umat Islam memimpin dunia dalam bidang ilmu pengetahuan. Kemudian secara perlahan, kepemimpinan itu lambat-laun mulai hilang dari tangan mereka. Umat Islam telah gagal dalam peran kepemimpinan mereka dan orang-orang materialistis Eropa bergerak maju mengisi kekosongan kepemimpinan yang ditinggalkan oleh umat Islam.

Lebihjauh, Maulana mencatat kontribusi yang dibuat oleh umat Islam sebagai berikut:

"Pergolakan intelektual yang dibuat oleh Islam adalah salah satu yang dahsyat. Tidak ada bagian pengetahuan apapun yang tak tersentuh oleh para sarjana Muslim dan mengukir sebuah kedudukan tinggi bagi mereka sendiri."

"Sejujurnya, Islam menghendaki komunitas umat Islam menjadi komunitas intelektual, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan semua bentuk pengetahuan lainnya adalah satu dari tujuan utama Islam. Jika bukan karena umat Islam, Eropa tidak akan pernah melihat jalan ke arah Renaissance dan era ilmu pengetahuan modern tidak akan pernah dimulai. Bangsa-bangsa tersebut telah menerima ilmu pengetahuan dari Eropa secara tidak langsung; pada kenyataannya adalah murid-murid masa lalu dari komunitas Islam. Umat manusia berhutang pada Islam, hutang yang tidak akan pernah dapat dibayar, dan terima kasih yang tidak akan pernah dilupakan."

Orator ulung ini (Maulana) mengakhiri penjelasan yang bagus sekali dari topik "Pengembangan Ilmu Pengetahuan oleh Umat Islam" dengan kata-kata:

"Sebelum saya menyimpulkan, izinkan saya menegaskan sekali lagi bahwa komunitas Islam betul-betul merupakan kreasi Islam yang pada gilirannya berakar dalam wahyu Tuhan. Hanya iman dan penerapan (ajaran) Islam yang dapat membuat seseorang menjadi Muslim. Dalam Islam ada yang disebut kewajiban agama di mana seorang Muslim harus menyelidiki realitas obyek di sekitarnya, sehingga penyelidikan ilmiahnya itu dapat membimbingnya untuk mengetahui penciptanya. Penyelidikan ilmu pengetahuan dalam Islam bukanlah suatu akhir tetapi sebuah alat untuk proses pencapaian dari sebuah akhir yang lebih tinggi. Yang betul-betul merupakan akhir sebenarnya dari kemanusiaan.

"Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali." (QS. Al-Baqarah: 156).

Ceramah Yang Saya Tinggalkan Saya mendapat kehormatan mendengarkan pidato di atas secara langsung pada tahun 1934. Di akhir tigapuluhan saya mempunyai pidato tersebut dalam bentuk sebuah buklet. Saya menghafalnya dengan beberapa perubahan dan modifikasi, selagi masih bekerja di toko Muslim pada stasiun Adams Mission. Saya begitu bersemangat, sehingga saya mengatur rencana dengan kampus Adam untuk berpidato dan memberi kuliah kepada para mahasiswa dengan topik tersebut. Pada waktu itu saya tidak sepenuhnya mengerti besarnya tugas saya tetapi saya tidak akan pernah yakin sampai atasan Muslim saya datang untuk menolong saya? Dia mengancam akan memecat saya jika saya tidak membatalkan kuliah umum pertama saya. Saya mundur. Atasan saya betul-betul sudah menyepelekan peringatan Allah. Saya juga, tidak mengetahui lebih baik. Saya tidak dapat berkata sikap apa yang harus diambil jika saya mendapat peringatan ini:

"Katakanlah: 'Jika bapa-bapa, anak anak, saudara-saudara, istri istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dan pada Allah dan Rasu1-Nya dan dari berjihad di Jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkran keputusan-Nya.' Dan, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik." (QS. At-Taubah: 24).

Terima kasih (?) kepada saudara saya yang penakut, kuliah pertama saya bagi misionaris Kristen dan siswa pela-tihan pendeta yang telah dengan tekun saya rencanakan, hafalkan, dan latih menjadi tak berarti. Barangkali saya dikembalikan 10 tahun karir saya dalam pidato umum. Terdapat berjuta-juta orang seperti atasan Muslim saya yang ketakutan oleh pertimbangan-pertimbangan materi seperti disebutkan dalam ayat di atas, orang yang tidak hanya tidak akan menyampaikan perintah suci Islam sendiri tetapi menghalangi semua yang telah dipersiapkan untuk melakukan tugas itu. Namun mereka menunjukkan sikap yang paling shaleh: menjadi tidak berguna ---Allah melukiskan hal tersebut: "Pelanggar yang sesat!"

Terima Tantangan Tersebut Pada pidato yang terdahulu Maulana telah menarik perhatian kita terhadap peringatan Al-Qur'an kepada kita untuk merenungkan ilmu biologi, fisika, kimia, geologi, meteorologi dan lain-lain. Baru-baru ini sarjana seperti Maurice Bucaille, Keith Moore dan Sheik Zindani telah menulis aspek ilmu pengetahuan yang berbeda dari Al-Qur'an. Tetapi jangkauannya tanpa batas. Al-Qur'an yang mulia adalah sebuah lautan pengetahuan. Pada dunia spesialisasi ini para cendikiawan Muslim harus menerima tantangan yang diisyaratkan oleh Maulana pada pertengahan tiga puluhan. Mereka tidak perlu mencoba-coba dalam setiap bidang. Masing-masing mempunyai spesialisasi khususnya sendiri. Generasi muda Islam sangat membutuhkan informasi dan artikel serta brosur-brosur kecil tentang berbagai ilmu pengetahuan untuk merangsang hasrat mereka. Ensiklopedi mungkin menyusul. Insya Allah!

Saya tidak perlu minta maaf karena menyerahkan penjelasan ilmu pengetahuan Qur'ani kepada para cendikiawan Muslim. Bahkan para non-Muslim harus didorong untuk menggali kedalaman hikmah seperti diabadikan dalam kitab Allah. Sebagai seorang awam, saya akan berbagi dengan Anda mu'jizat alamiah dari Al-Qur'an dalam apa yang tampak buat saya sebagai fakta-fakta yang sederhana, biasa

Di antara semua literatur agama yang masih ada di dunia, kitab suci Al-Qur'an benar-benar unik. Pencatatan dan pemeliharaannya adalah suatu mu'jizat! Karena Al-Qur'an sangat berbeda dengan pola penggambaran manusia biasa; Hanya pandangan dangkal dan bermusuhan yang mengatakan Al-Qur'an membingungkan dan tak pantas. Polanya benar-benar berbeda. Unik. Penuh Mu'jizat. Izinkan saya memperkuat pernyataan saya:

Gaya Bahasa Manusia Setiap kitab agama lain dibangun pada pola: "pada suatu ketika…" atau "Rubah dan anggur… Srigala dan anak biri-biri," dan lain-lain, yaitu:

1.a. Pada Mulanya (pada suatu ketika) Allah mnciptakan langit dan bumi… (Ditambah penekanan). (Injil - Kejadian 1:1)

b. Pada mulanya (pada suatu ketika) Firman itu bersama-sama dengan Allah dan firman itu adalah Allah... (Ditambah penekanan). (Injil -Yohanes 1:1)

c. Inilah silsilah (yang asli, pada mulanya) Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham .... (Ditambah penekanan). (Injil - Matius 1: 1)

2. Sesudah Musa, hamba Tuhan itu mati (terjadi lagi, pada suatu ketika) berfirmanlah Tuhan kepada Yosua.... (Ditambah penekanan). (Injil - Yosua 1: 1)

3. Sesudah Yosua mati, (terjadi lagi, pada suatu ketika) orang Israel bertanya kepada Tuhan....(Ditambah penekanan). (Injil - Hakim-hakim 1: 1)

4. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada zaman para hakim memerintah ada kelaparan di tanah ... (Ditambah penekanan). (Injil - Rut 1: 1).

5. Ada seorang laki-laki (pada suatu ketika) dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim ... (Ditambah penekanan). (Injil - l Samuel 1: 1).

6.Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) setelah Saul mati ... (Ditambah penekanan). (Injil - 2 Samuel 1: 1 ).

7. Saat ini (pada suatu ketika) Raja Daud telah tua dan lanjut umurnya, dan biarpun ia diselimuti badannya tetap dingin. (Injil - l Raja-raja l: 1).
8. Saat ini (pada suatu ketika) pada tahun pertama zaman koresy, raja negeri Persia ... (Ditambah penekanan). (Injil - Ezra 1: 1).

9. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada zaman Ahasyweros... (Ditambah penekanan). (Injil - Ester l:1)

10. Terjadi (terjadi lagi, pada suatu ketika) pada tahun ketiga puluh dalam bulan yang ke empat, pada tanggal lima bulan itu ... (Ditambah penekanan). (Injil - Yehezkiel 1: 1)

Jika contoh-contoh ini tidak membingungkan Anda, maka tidak ada lagi yang akan membingungkan Anda! Tak terelakkan lagi Anda terpesona dengan sindrom "pada suatu ketika". Anda telah diperkuat dengan kegemaran cerita buatan manusia, bahkan jika mereka benar. Gaya bahasa, pola, dan penggambaran ini adalah bagaimana manusia berfikir, berbicara dan menulis. Jangan salahkan mereka karena manusia akan bersifat manusia.

Semua keterangan di atas berasal dari Versi King James yang sudah direvisi (KJV= King James Version), versi yang paling populer di antara umat Kristen dunia. Anda harus memperhatikan bahwa setiap ayat dalam kutipan di atas adalah 1: l, 1: 1, berarti pasal pertama dan ayat pertama dari Injil. Yang mulai dengan "Saat ini, saat ini, saat ini!" Coba, lihat pada diri Anda sendiri berapa banyak lagi kata seperti pada mulanya dapat Anda temukan dalam "Books of Books," Bagaimanapun saya harus memperingatkan Anda bahwa indeks Injil tidak akan menolong. Anda harus menomori halaman sama seperti yang saya lakukan.

Indeks Tidak Akan Menolong Saya mencari keterangan dari dua indeks Injil. Satu yang diterbitkan oleh Jehovah's Witnesses (Saksi-saksi Yehovah) ---Sekte Kristen yang paling cepat tumbuhnya dalam umat Kristen. Yang kedua adalah "Young's Analytical Con-cordance to the Bible." Kedua indeks ini masing-masingnya lebih dari 300.000 judul. Terakhir tidak kurang dari 277 daftar baru, tetapi tidak terdapat sebuah kata "Saat ini" (pada suatu ketika) dari contoh-contoh yang diberikan di atas. Anda dapat menebak alasannya!

Saya tidak ingin mengganggu kesabaran Anda lebih jauh. Saya sadar bahwa Anda menginginkan bukti. "Baiklah, sekarang, tolong ceritakan kepada kami tentang wahyu Al-Qur'an!:

"Saat itu malam ke l7 bulan Ramadhan Nabi Islam Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berada di dalam gua Hira, di pinggiran kota Makkah. Dia biasa menjauhkan diri ke gunung Hira untuk mencari kedamaian, ketenangan dan agar dapat merenung. Biasanya ia kuatir tentang masalah-masalah kaumnya ---mabuk-mabukan, perzinahan, penyembahan berhala, peperangan, ketidak adilan dan kekejaman mereka. Begitu banyak sehingga Gibbon, sejarawan terkemuka, terpaksa mencatat dalam tulisannya "Decline and Fall of the Roman Empire" (Kemunduran dan Keruntuhan Kekaisaran Roma):

"Kebrutalan manusia (bangsa Arab), hampir tanpa perasaan, sangat sulit dibedakan dari dunia hewan yang lain."

Petapa Hira tersebut sedang merindukan sebuah penyelesaian. Dia biasa menjauhkan diri ke tempat pengasingan secara sendirian atau kadang-kadang dengan istri tercintanya Ummul Mu'minin (Ibu orang-orang beriman) Khadijatul-Kubra.

Seruan Pertama Suatu malam ---Malam Lailatul-Qadr--- (Malam kekuatan dan keunggulan) ketika dunia tenang dengan kedamaian Tuhan dan seluruh alam menghadap ke arah Tuhannya -pada pertengahan malam tersebut kitab Tuhan dibuka bagi jiwa yang dahaga. Jibril, malaikat Allah, tampak kepadanya, dan memerintahkan dalam bahasa daerahnya 'iqra' yang berarti "baca!" atau "bawakan" atau "latih" atau "nyatakan" dengan keras! Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sangat takut dan benar-benar tidak siap menghadapi kejutan ini. Ini bukanlah upacara kelulusan atau pemakaian jubah. Dalam ketakutan dan keragu-raguan bercampur takut ia berseru 'Maa-ana beqaa--Ri'in (Saya tidak dapat membaca!)" Malaikat tersebut mengulangi perintah 'iqra' untuk yang kedua kali, dengan tanggapan yang sama dari Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Jibril memeluknya dengan keras dan memerintahkannya untuk yang ketiga kali:

Bacalah ! Dengan (menyebut) Nama Tuhanmu, yang menciptakan ....

Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sekarang mengerti bahwa yang perlu ia lakukan adalah mengulang apa yang telah dikatakan, karena kata Arab 'iqra' berarti: baca., bawakan atau ulangi! Mengikuti ayat pertama Surat Al-'Alaq (Surat ke 96 dari Al-Qur'an) di atas. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulang dan membawakan empat ayat lagi pada seruan pertamanya dan kemudian ayat-ayat tersebut dicatat dalam bentuk tertulis pada kitab suci Al-Qur'an.

"Tunggu, Tuan Deedat!" saya hampir dapat mendengar jeritan Anda. Semua yang sedang Anda katakan kepada kami tentang wahyu Al-Qur'an ini tidak berbeda dengan sejumlah contoh lainnya yang harus Anda buktikan tentang adanya tangan manusia di dalamnya. Apakah semuanya berbuat keliru dan bukan bersifat ketuhanan?"

Tepat sekali! Saya senang Anda melihat dengan jelas bagaimana subyektifnya pikiran, perkataan dan pencatatan manusia. Sejak Anda meminta saya "tolong ceritakan pada kami tentang wahyu Al-Qur'an," dan saya mulai memberi tanggapan ---Saat itu malam ke 17 bulan Ramadhan ...." sampai--- "dan kemudian dicatat dalam bentuk tertulis pada kitab suci Al-Qur'an" adalah kata-kata saya sendiri, meminjam dari kitab suci Al-Qur'an, dari kitab hadits, dan dari sejarah serta dari mulut orang-orang yang berpengetahuan yang saya dengar selama puluhan tahun lebih. Naskah Al-Qur'an ini tidak tercemar oleh tangan manusia. Inilah bagaimana Al-Qur'an dijaga. Saya cantumkan di bawah ini lima ayat pertama dari wahyu pertama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, untuk pengamatan dan studi kritis Anda-

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah,

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah,

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. Al-'Alaq: 1-5)

Sebuah Catatan Unik Setiap teks Al-Qur'an, dalam bahasa Arab atau dalam bentuk terjemahan dalam bahasa apa pun akan mengikuti pola ini. Tidak ada jika atau tetapi. Anda tidak akan menemukan dalam teks atau terjemahan bahwa Muhammad Sha1lallahu Alaihi wa Sallam "berusia 40 tahun ketika menerima seruan pertamanya." Anda tidak akan menemukan bahwa "ia di dalam gua gunung Hira." Anda tidak akan menemukan bahwa "ia melihat malaikat Jibril" atau bahwa "ia ketakutan," atau bagaimana reaksi dan tanggapannya terhadap perintah "Iqra'!" Bahwa ketika malaikat tersebut pergi setelah melengkapi 5 ayat pertama tersebut, "Muhammad berlari ke rumahnya sekitar 3 mil sebelah selatan Makkah menemui istri tercinta Khadijah dan mengatakan apa yang telah terjadi dan meminta sang istri menyelimutinya, menyelimutinya!" Semua ini apa yang saya namakan gaya bahasa "pada suatu ketika!" Kitab suci Al-Qur'an tidak menggambarkan apapun tentang ini, benar-benar sebuah narasi dan pemeliharaan yang unik. Singkatnya ini mu'jizat!

Lebih jauh, tidak seperti usaha seni literatur manusia manapun, di mana segalanya mulai dengan yang permulaan: kata pertama dan ayat pertama wahyu Al-Qur'an bukanlah surat pertama dan ayat pertama dari Al-Qur'an ---Ayat-ayat tersebut menduduki surat ke 96 dari Al-Qur'an, sebagai penulis ketuhanan (Tuhan Yang Maha Kuasa) telah mengajarkan utusan pilihan-Nya, Muhammad Shallallabu Alaihi wa Sallam. Tidak ada kitab agama di bumi ini yang mirip dengannya atau mengikuti pola ini, karena tidak ada wahyu yang (dinyatakan tanpa bukti) dipelihara keasliannya ketika diwahyukan!

Seorang Psikolog Canada Saya mendapat kehormatan berbagi pikiran tentang seruan pertama Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, sebagaimana termuat dalam 5 ayat pertama Surat Al-'Alaq (surat ke 96) seperti terlihat pada pembahasan sebelumnya, dengan seorang pemuda dari Canada. Saya sedang membawanya dalam sebuah tour ke masjid terbesar di belahan bumi bagian selatan. Selagi bercakap-cakap, saya menanyakan pekerjaannya. Dia mengatakan sedang mengambil kuliah master di bidang psikologi. "Psikologi?" saya berkata, dan dengan segera menarik perhatiannya pada 5 ayat pertama surat yang sedang didiskusikan. Saya menanyakannya bagaimana ia akan menerangkan tentang perintah suci dan pengalaman Muhammad yang berbicara tentang "Membaca, menulis dan belajar sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya," sesuatu yang bukan masalahnya saat itu, bukan pula masalah kaumnya. Bagaimana pikiran seorang manusia yang subyektif dapat berlatih kata-kata ini. Saya berkata, "Terangkanlah!" Dia mengatakan tidak dapat dan mengakui sudah bergulat dengan persoalan itu. Saya berkata, "Dalam kasus ini kami seharusnya menerima perkataan manusia tersebut." Dan, saya mengutip ayat pertama surat An-Najm:

"Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru, dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat." (QS. An-Najm: 1-5).

Dan, Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam berulang kali mengatakan kepada kaumnya:

"Katakanlah, 'Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa." (QS. Al-Kahfi: 110).

Pemuda Canada tersebut dengan sopan memberi tanggapan; "Saya harus memikirkan masalah ini dengan serius." Hanya jika kita membiasakan diri kita dengan fakta-fakta dari kitab suci Al-Qur'an, kita akan dapat membuka percakapan dengan ahli dalam pengetahuan apa pun.

Mu'jizat Jurnalistik Sebagai pusat kegiatan, IPCI menarik banyak orang untuk berdialog dan berdiskusi, termasuk jurnalis dan wartawan. Segera setelah saya menyadari bahwa bidang kegiatan orang yang bertanya kepada saya adalah jurnalistik, saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan senang memperlihatkan kitab suci Al-Qur'an kepadanya sebagai sebuah "Mu'jizat jurnalistik". Tak ada seorang pun menolak untuk mendengarnya. Saya memulai dengan cerita nabi suci Musa Alaihis-salam, dalam gaya bahasa dan pola "Pada suatu ketika" . Itu tidak dapat diberhentikan. Namun kami tidak dapat memberikan rincian tentang "Musa dan the Bulrushes" atau bahkan perincian masa kecilnya, ibu, dan saudara perempuannya," (QS. Thaha: 38-40 dan Al-Qashash: 7-13). Kita harus melewati perincian tersebut. Saya memulainya dengan:

Kecelakaannya Di Dalam Kota Musa Alaihis-salam mendatangi dua pria yang sedang berkelahi, seorang berasal dari sukunya sendiri dan yang lainnya seorang musuh bangsanya. Dia menolong orang Yahudi menghadapi orang Mesir dan dalam perbantahan menampar orang yang kejam tersebut terlalu keras sehingga ia mati.

Musa Alaihis-salam kemudian melarikan diri dari negaranya menuju padang pasir Sinai dan mendapatkan dirinya di antara kaum Midianites. Di sini ia menolong dua orang gadis yang sedang kesukaran dan ditawari sebuah pekerjaan oleh ayah mereka Jethro. Setelah menyelesaikan perjanjian kerjanya selama 8 tahun lebih, Musa Alaihis-salam mulai bosan dengan kehidupan dusunnya. Bagi seorang manusia yang telah tumbuh besar dengan keluarga kerajaan, di tengah kesibukan dan ketergesaan kota, ia menjadi resah. Dia menginginkan perubahan dan meminta izin untuk memisahkan diri dari mertuanya. Jethro orang yang sangat rasional dan praktis. Dia mengizinkan Musa Alaihis-salam pergi.

Musa Mempelopori Sebuah Perjalanan Musa Alaihis-salam pergi dengan istri dan anak-anaknya, bersama dengan domba dan kambing bagiannya yang biasa digembalakan untuk ayah mertuanya.
Setelah beberapa waktu ia dan keluarganya sampai di Sinai. Dia kehilangan arah dari kediaman terakhir tempatnya beristirahat. Dia kehabisan persediaan daging masak yang dibawanya. Masih terdapat cukup Matzos, roti kering Yahudi yang tidak beragi. Masalahnya adalah daging. Dia harus menyembelih seekor domba atau kambing. Itu mudah. Kesulitannya adalah membuat api yang merupakan tugas yang sulit, karena memerlukan waktu setengah hari menggosok dua materi yang berbeda. Tidak ada korek api atau geretan pada zaman itu. Dia menangguh-nangguhkan. Menunda segala sesuatunya untuk hari ini, atau besok dan masalah dagingnya akan terpecahkan, ia berpikir ... "Mana mu'jizat yang dijanjikan!" Tuan Deedat?

Sejauh ini saya hanya memberikan latar belakang cerita tersebut. Mu'jizatnya adalah, untuk menyingkat semua hal dan banyak lagi (cerita) di atas hanya dalam 4 ayat pendek -4 kalimat pendek dalam prosa yang paling indah. Tetapi untuk menghargai prestasi tersebut, saya harus menarik perhatian Anda kepada sesuatu yang saya senang jika Anda memperhatikan apa yang bagi saya merupakan puncak jurnalistik.

Plakat-plakat Surat Kabar Saya tinggal sekitar 30 km utara kota Durban, di mana kantor saya berada. Sebelum pembangunan N2 (jalan raya lintas) yang menghubungkan kota Durban, saya biasanya mengambil jalan pantai (pinggir laut) menuju Durban. Rute ini membuat saya melewati Amphi Teater di depan pantai Durban. Pada perpotongan teater tersebut saya selalu mengamati penjual surat kabar yang sedang menawarkan koran pagi "The Natal Mercury," untuk dijual. Dia mempunyai sebuah plakat harian dengan judul utama untuk menarik para pembeli. Setelah berulang-ulang membaca plakat tersebut saya memutuskan tidak membeli surat kabar hari itu, tetapi ketika memarkir mobil di central Durban sewaktu melewati penjual surat kabar yang lain, saya akhirnya membeli surat kabar tersebut.

Sesudah mengalami sejumlah perubahan keputusan seperti itu, saya mulai bertanya pada diri sendiri alasan perubahan pikiran saya tersebut. Saya menemukan plakat yang berbeda meski surat kabar yang ditawarkan sama. Plakat di depan pantai dibuat menyeru para pelanggan Eropa sebaliknya plakat di wilayah yang saya lalui ditujukan kepada komunitas Asia. Dengan perluasan plakat tersebut untuk wilayah Afrika dan kulit berwarna menyebabkan mereka membeli surat kabar yang sama.

Maka jurnalis yang pandai adalah orang yang dapat menciptakan plakat yang menyeru keempat kelompok ras utama setiap hari.

Itu akan menjadi karya agung jurnalistik! Para jurnalis tanpa ragu setuju dengan alasan ini. Marilah kita bersama-sama menganalisa Al-Qur'an berdasarkan alasan ini.

Seruan Yang Universal Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, Nabi Islam berada di Madinah, dan dikelilingi oleh orang-orang Yahudi, Kristen, Islam, musyrik dan munafik di dalam kota. Nabi suci tersebut menyebarkan beritanya (wahyu Tuhan) untuk semua jenis masyarakat ini. Apa yang harus ditulis pada plakatnya untuk menarik perhatian setiap kelompok yang bermacam-macam ini? Dia disuruh menyatakan:

'Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa?' (QS. Thahaa: 9).

Dapatkah Anda membayangkan kegemparan tersebut? Orang-orang Kristen dan Yahudi akan selalu menunggu untuk mendengar lebih jauh, mengharap Muhammad berbuat sebuah kebodohan sendiri, karena mereka bertanya-tanya dalam diri mereka sendiri, apa yang dapat diketahui orang Arab ini tentang Musa karena ia seorang ummi (tidak dapat menulis). Umat Islam haus pengetahuan, mereka akan terus merindukan ---tolong katakan kepada kami segala sesuatu yang Anda dapat tentang Musa Alaihis-salam.

Orang-orang musyrik (politheis) dan munafik menikmati diskusi tiga sisi tentang Musa Alaihis-salam: antara umat Islam, Kristen dan Yahudi. Setiap orang benar-benar memperhatikan Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sa1lam melanjutkan:

"Lihatlah, Dia melihat sebuah api!"

Dramatis! Anda hampir dapat memvisualisasikan adegan tersebut. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam sedang berbicara seperti telegrap. Memerlukan waktu sekitar 2 ribu tahun setelah kelahiran Yesus Kristus bagi bangsa Kristen dan Yahudi terbesar di bumi (Amerika Serikat yang kuat) untuk mencapai kesempurnaan yang tinggi dalam bidang periklanan untuk merumuskan slogan, dalam istilah Perusahaan Western Union Telegraph, "Jangan Menulis -(pakailah) Telegraph!" Sekolah jurnalistik mana yang diikuti Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk memimpin super American sizzlemanship? Dia disuruh meneruskan:

"... Lalu berkatalah ia kepada keluarganya: 'Tinggallah kamu (di sini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." (QS. Thahaa: 10).

Tulisan Cepat Yang Didiktekan Silahkan bandingkan hal tersebut di atas dengan terjemahan Al-Qur'an berbahasa Inggris lainnya dengan teman atau lawan, dan Anda akan menemukan kata-kata dengan keringkasan dan keekonomisan yang sama. Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak sedang melakukan latihan apapun dalam tulisan ringkasnya. Dia hanya mengucapkan dengan jelas firman Tuhan sewaktu dibisikkan ke dalam hatinya melalui perantara malaikat Jibril. Kita harus mengingat bahwa tidak ada Injil berbahasa Arab, pada abad 6 M, ketika Nabi Muhammad didiktekan Al-Qur'an.

Sekarang tolonglah diri Anda sendiri. Silahkan bedakan wahyu Al-Qur'an ini dengan cerita Injil seperti isi dalam kitab kedua Injil, Kitab keluaran, pasal 1, 2, dan 3 yang mendiskusikan aspek kehidupan Nabi suci Musa Alaihis-salam yang sedang kita bicarakan ini. Saya mengutip permulaan cerita dari Injil -

"Sekarang inilah nama anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing. Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda; Isakhar; Zebulon dan Benyamin; dan serta Naftali, Gad dan Asyer. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir." (Injil - Keluaran 1: 1-5).

Musa Memulai Pemanasan sederhana! Inikah bagaimana Tuhan berbicara? Silahkan bandingkan 5 ayat Injil ini dengan 4 ayat Al-Qur'an yang disalin ulang di bawah ini.

Dalam penggambaran Al-Qur'an, Musa Alaihis-salam sangat membutuhkan dua hal sewaktu berfikir di Sinai dengan jamaah dan keluarganya. Dia menginginkan 'api' untuk memasak dagingnya, dan 'petunjuk' menuju beberapa komunitas yang ramah di padang pasir. Allah membentangkan rencananya. Musa Alaihis-salam dibuat 'memulai' misinya dari ilusi pembakaran batu bara menuju kenyataan tentang pembakaran api spiritual dalam jiwa manusia selama ribuan tahun dan sebuah petunjuk yang benar sebagai penuntun manusia.

'Api' yang dilihat Musa Alaihis-salam, bukanlah api biasa. Baginya berarti sebuah cahaya api miliknya sendiri yang mudah, api tersebut juga menunjukkan kehadiran manusia lain yang darinya ia dapat memperoleh informasi dan petunjuk.

"Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa." (QS. Tha-haa: 11-12).

Sejarah spiritual Musa Alaihis-salam berawal di sini dan ini merupakan kelahiran spiritualnya. Dalam istilah Injil ---'Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini!' Ini adalah bagaimana Tuhan berbicara kepada Daud Alaihis-salam tentang pertemuannya, pada kitab Mazmur 2: 7.

Keseluruhan bagian Al-Qur'an di atas penuh arti gaib yang paling tinggi, direfleksikan dalam ayat-ayat bersajak pendek dalam bentuk asli. Irama dan arti di dalam teks memberi kesan misteri tertinggi. Untuk mempermudah perbandingan ini saya menyalin ulang empat ayat tersebut bersama-sama: -

"Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? Ketika ia melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya, 'Tinggallah kamu (disini), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu. Maka ketika ia datang ke tempat api itu ia dipanggil, 'Hai Musa. Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci, Thuwa'…" (QS. Thahaa: 9-12).

Thuwa adalah lembah tepat dibawah Gunung Sinai, tempat dimana Musa Alaihis-salam selanjutnya menerima hukum. Dalam arti gaib yang sejajar, kita diseleksi dengan cobaan-cobaan dalam kehidupan yang sederhana ini, lembah yang suci dan menerima pujian Tuhan setinggi gunung (Tur) Sinai, kecuali jika kita mempunyai pengetahuan untuk dapat mengetahuinya. Dan, 'terompah' harus dilepas sebagai tanda penghormatan. Dalam arti gaib yang sama, Musa Alaihis-salam sekarang harus menyimpan semua keinginan dan keperluan duniawinya, ia telah dipilih oleh Tuhan Yang Maha Tinggi.

Apakah Keputusan Anda? Bagaimana seseorang menjadi biasa untuk mendongeng cerita bohong untuk mengevaluasi obat mujarab dari Tuhan? Bahkan seorang pengeritik simpatik seperti Thomas Carlyle, seorang pemikir terbesar abad lalu; tak dapat mengerti keringkasan gaya yang tajam dan kejelasannya. Dia menyebut pembacaan Al-Qur'an:

"Menjemukan membingungkan tidak teratur, kasar, incondite; ---kebodohan yang tidak dapat didukung.. "

Incondite berarti sebuah konstruksi literatur atau komposisi artistik yang buruk: 'kebodohan yang tidak dapat didukung?' Setelah membandingkan penggambaran Al-Qur'an dan Injil, bagaimana keputusan Anda? Saya telah mendatangi seorang jurnalis yang gagal mengenali kecemerlangan Muhammad (?) Shallallahu Alalhi wa Sallam; dalam mendiktekan fakta-fakta langsung, tanpa berusaha menganalisa atau menginterpretasikannya: dengan tepat seperti yang akan dilakukan seorang pemimpin jurnalis untuk suratkabar atau majalah saat ini. Hanya inilah yang bersifat mu'jizat! Anda setuju?

No comments:

Post a Comment