Thursday, June 10, 2010

Inilah Sikap Orang Shalih terhadap penguasa

karena terlalu jengah melihat orang2 yang ngakunya ulama shalih tapi karakter penjilatnya masih kuat, maka orang2 itu seharusnya melihat lagi bagaimana pendahulu2nya bersikap kepada penguasa, khusus buat orang2 tasawuf pasti tau cerita ini karena ane ambil dari kitab tadzkiratul awliya punyanye fariduddin attar murid sekaligus anak angkat jalaluddin el rum..

ini ceritanya...

Pada suatu malam, Harun ar Rasyid memanggil Fazl Barmesid, salah seorang diantara pengawal-pengawal kesayangannya. Harun ar Rasyid berkata kepada Fazl, “malam ini bawalah aku kepada seseorang yang menunjukkan kepadaku siapakah aku ini sebenarnya, aku telah jemu dengan semua kebesaran dan kebanggaan.”

Lalu fazl membawa Harun ar Rasyid ke rumah Shofyan al uyaina. Mereka mengetok pintu dan dari dalam shofyan menyahut, “siapakah itu?”“Pemimpin kaum muslimin,” jawab fazl. Shofyan berkata,” Mengapa sultan sudi menyusahkan diri ? Mengapa tidak dikabarkan saja kepadaku sehingga aku datang sendiri untuk menghadap?“ mendengar ucapan itu Harun ar Rasyid berkata, “ia bukan orang yang kucari. Ia pun menjilatiku seperti yang lainnya.”Mendengar kata2 sulthan itu, shofyan berkata,” Jika demikian, fudhail bin iyadh adalah orang yang engkau cari “ kemudian shofyan membacakan ayat “apakah orang2 yang berbuat aniaya menyangka bahwa kami akan mempersamakan mereka dengan orang2 yang beriman serta melakukan perbuatan2 yang shalih ?” Harun ar Rasyid menimpali “seandainya aku menginginkan nasihat2 yang baik niscaya ayat ini telah mencukupi.”.

Kemudian Harun dan wasir fazl pergi kerumah fudhail, mereka mengetuk pintu rumah fudhail, dari dalam fudhail berkata “ siapakah itu ?” “pemimpin kaum muslimin” jawab wasir fazl.. apakah urusannya dengan aku dan apakah urusanku dengan dia ?” Tanya fudhail.. “bukankah suatu kewajiban untuk mematuhi para pemegang kekuasaan ?” sela fazl. “Janganlah kalian menggangguku” seru fudhail. “perlukah aku mendobrak pintu dengan kekuasaanku sendiri atau dengan perintah sultan” Tanya fudhail. “tidak ada sesuatu yang disebut kekuasaan” jawab fudhail. “jika engkau secara paksa mendobrak masuk, maka engkau tau apa yang engkau lakukan.”

Harun ar Rasyid melangkah masuk . begitu harun menghampirinya fudhail meniup lampu sehingga padam agar ia tidak dapat melihat wajah sultan. Harun mengulurkan tangannya dan disambut oleh tangan fudhail yang kemudian berkata “betapa lembut dan halus tangan ini, semoga tangan ini terhindar dari api neraka“. Setelah berkata demikian fudhail berdiri dan berdoa. Harun sangat tergugah hatinya dan tak dapat menahan tangisnya.

“Katakanlah sesuatu kepada ku” harun memohon
“leluhurmu, abbas ra. Paman nabi saw, pernah meminta kepada beliau saw. Jadikanlah aku pemimpin bagi sebagian umat manusia, nabi menjawab, paman untuk sesaat aku pernah mengangkatmu menjadi pemimpin dirimu sendiri. Dengan jawaban ini yang dimaksud nabi adalah, sesaat mematuhi ALLAH adalah lebih baik daripada 1000 tahun dipatuhi umat manusia. Kemudian nabi menambahkan, “kepemimpinan akan menjadi sumber penyesalan pada hari berbangkit”.

“Lanjutkanlah nasihatmu” harun meminta

“ketika diangkat menjadi khalifah, Umar bin abdul aziz, memanggil salim bin abdullah, raja bin hayat, dan Muhammad bin ka’ab. Umar berkatatkepada mereka ‘hatiku sangat gundah karena cobaan ini . apakah yang harus kulakukan ? aku tau kedudukan yang tinggi ini adalah cobaan walaupun orang2 lain menganggapnya sebagai suatu karunia.’ Salah seorang diantara sahaat umar itu berkata’ jika engkau ingin terlepas dari hukuman ALLAH di akhirat nanti, pandanglah setiap muslim yang lanjut usia sebagai ayahmu sendiri, setiap muslim yang remaja sebagai saudaramu sendiri, dan perlakukanlah mereka sebagaimana seharusnya putramu sendiri, dan perlakukan mereka sebagaimana seharusnya seseorang memperlakukan ayahnya, saudarnya, dan putranya.’

“Lanjutkan kembali” minta harun lagi.
“anggaplah negeri islam sebagai rumahmu sendiri dan penduduknya sebagai keluargamu sendiri. Jenguklah ayahmu, hormatilah saudaramu, dan bersikap baiklah kepada anak2mu. Aku sayangkan bila wajahmu yang tampan ini akan di terbakar hangus didalam neraka. Takutilah ALLAH dan taatilah PERINTAH DAN SYARIAT-NYA. Berhati-hatilah dan bersikap secara bijak, karena pada hari berbangkit nanti ALLAH akan meminta pertanggungjawabanmu sehubungan dengan setiap muslimdan DIA akan memeriksa apakah enkau telah berlaku adil kepada setiap orang. Apabila ada seseorang wanita uzur yang tertidur dalam keadaan lapar, pada hari berbangkit nanti ia akan menarik pakaianmu dan akan memberi kesaksian yang memberatkan dirimu.”

Harun ar Rasyid pun menangis dengan amat sangat sehingga ia nampak akan jatuh pingsan. Melihat hai ini wair fazl menyentak fudhail, “ CUKUP !! engkau telah membunuh pemimpin kaum muslimin.”
“DIAMLAH ENGKAU HAMAN ! engkau dan orang2 seperti engkau inilah yang telah menjerumuskan dirinya, kemudian engkau katakan aku yang telah membunuhnya. Apakah yang kulakukan ini suatu pembunuhan ???”
Mendengar kata2 fudhail ini tangis harun ar rasyid semakin menjadi-jadi, “ia menyebutmu haman !“ kata harun sambil memandang wasir fazl, “ ya karena ia mempersamakan diriku dengan fir’aun.”

Kemudian harun bertanya kepada fudhail, “apakah engkau mempunyai hutang yang belum engkau lunasi ?” “ya, utang kepatuhan kepada ALLAH, seandainya DIA memaksa ku melunasi utang ini celakalah aku !” jawab fudhail. “yang kumaksud adalah utang kepada manusia, fudhail.” Harun menegaskan.

“aku bersyukur pada ALLAH yang telah mengaruniakan kepadaku sedemikian berlimpahnya sehingga tidak ada keluh kesah yang harus kusampaikan kepasa hamba-hamba-Nya.” Kemudian harun ar rasyid menaruh sebuah kantung yang berisi seribu dinar dihadapan fudhail sambil berkata,”ini adalah uang halal yang diwariskan ibuku.”
Tetapi fudhail mencela, “wahai pemimpin kaum muslimin, nasehat2 yang kusampaikan kepadamu ternyata tidak ada faedahnya. Engkau bahkan telah memulai lagi perbuatan salah dan mengulangi kezaliman.”
‘Perbuatan salah apakah yang kulakukan ?’ tanya harun.
‘aku menyerumu ke jalan keselamatan, tetapi engkau menjerumuskan ku kedalam godaan. Bukankah hal itu suatu kesalahan ? telah kukatakan kepadamu kembalikanlah segala sesuatu yang ada padamu kepada pemiliknya yang berhak. Tetapi engkau memberikannya kepada yang tidak pantas menerimanya, percuma saja aku berkata-kata’.

Setelah berkata seperti itu fudhail berdiri dan melemparkan uang2 emas itu keluar. Dan harun ar rasyid pun meninggalkan rumah fudhail dengan perasaan malu.didalam perjalannan menuju istana harun berkata ‘ benar2 seorang manusia hebat, sesungguhnya fudhail adalah pemimpin yang sesungguhnua, ia sangat blak-blakan dan dunia ini terlamau kecil dalam pandangannya..

liat tu bagaimana imam fudhail -rah- bersikap kepada penguasa yang menegakkan syariat ALLAH, andaikata imam fudhail hidup pada zaman ini, ane yakin beliau akan memerangi penguasa2 negeri muslim saat ini yang mendiamkan pembantaian di gaza, rasa2nya pewaris sifat imam fudhail ko sama ya kaya apa yang dilakukan syaikh usamah bin ladin saat ini !!! Wallahu 'alam bis showab

No comments:

Post a Comment