Muslim Uighur di Xinjiang tidak punya pilihan lain selain bertahan
dan melakukan perlawanan sebisa mungkin menghadapi amukan dan
kebringasan etnis Han yang menyerang mereka. Tak jarang mereka harus
lari menyelamatkan diri dari kejaran ribuan orang Han yang membawa
tongkat pemukul dan senjata lainnya.
"Cari mereka (Uighur)!
Serang! Serang! Serang!" teriak belasan orang Han dengan senjata siap di
tangan, ketika melihat tiga lelaki Muslim Uighur lewat. Mendengar
teriakan itu, ketiga lelaki Muslim itu ketakutan dan lari menyelamatkan
diri. Tapi malang, salah satu diantara mereka berhasil tertangkap,
kemudian dikeroyok dan dipukuli oleh sekelompok orang Han.
Pada
saat yang sama, di tengah kota Urumqi, sekitar 20 orang perusuh dari
etnis Han juga mengeroyok seorang lelaki Uighur dan dipukuli hingga
nyaris tewas. Kondisi ini membuat Muslim Uighur yang tak berdaya
khawatir akan keselamatan diri mereka.
"Terlalu banyak kebencian di sekeliling kami saat ini," kata Ali, seorang lelaki Uighur.
"Saya
sangat takut untuk pulang ke rumah malam ini," kata Halisha, seorang
Muslim Uighur yang berprofesi sebagai dokter mata. Ia pun memilih
menginap di kliniknya yang kecil daripada harus pulang ke rumah di
tengah situasi jalanan yang berbahaya.
Sejumlah saksi mata
mengungkapkan, aparat keamanan China menangkap ribuan Muslim Uighur tapi
tak satupun etnis Han yang terlibat kerusuhan ditangkap. Aparat China
hanya mengusir etnis Han jika terlihat melakukan aksi anarkis dan
kekerasan.
Organisasi-organisasi Muslim Uighur di pengasingan
menyebut situasi di Xinjiang saat ini sebagai "genosida" terhadap warga
Muslim Uighur. "Genosida sedang berlangsung terhadap komunitas Muslim
Uighur. Otoritas pemerintah China harus bertanggung jawab atas kejahatan
ini di hadapan dunia internasional," tukas Torgan Tozakhunov, deputi
direktur Pusat Kebudayaan Uighur di Kazakhstan. (ln/iol)
Monday, February 25, 2013
Genosida Mengancam Muslim Uighur
Labels:
islam uyghur,
kondisi muslim uyghur,
perang uyghur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment